PENDAHULUAN
Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik,
sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan.
Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah pada apa
yang dialami oleh setiap warga negara, yakni memudarnya wawasan
kebangsaan. Apa yang lebih menyedihkan lagi adalah bilamana kita
kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan yang akan
mendorong terjadinya dis-orientasi dan perpecahan.
Pandangan di
atas sungguh wajar dan tidak mengada-ada. Krisis yang dialami oleh
Indonesia ini menjadi sangat multi dimensional yang saling mengait.
Krisis ekonomi yang tidak kunjung henti berdampak pada krisis sosial dan
politik, yang pada perkembangannya justru menyulitkan upaya pemulihan
ekonomi. Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan
sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang terjadi, yang
tentu akan melahirkan ancaman dis-integrasi bangsa. Apalagi bila
melihat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural seperti
beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai aspek politik
lainnya, serta kondisi geografis negara kepulauan yang tersebar. Semua
ini mengandung potensi konflik (latent sosial conflict) yang dapat
merugikan dan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
Setiap
orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan kebangsaan
dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Dalam
realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan
tetapi sulit dipahami. Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran
ketika rasa kebangsaan tersentuh. Rasa kebangsaan bisa timbul dan
terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri kejuangannya
masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi
dasyat luar biasa kekuatannya.
PEMBAHASAN
Wawasan
nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat
dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara
dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan
nasional.
”Wawasan kebangsaan bukanlah sesuatu yang bersifat statis
dan tak berubah dari waktu ke waktu, sebaliknya ia bersifat dinamis,
namun bukan berarti juga wawasan kebangsaan tersebut dapat diubah-ubah
sekehendaknya. Seperti halnya bangun suatu rumah tanggal ada bagian yang
tak mudah untuk diubah dan ada bagian yang relatif mudah: (Susilo
Bambang Yudhoyono, menuju negara kebangsaan modern, 2004)
Salah satu
persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintah yang diakui. Ada bangsa
yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah airnya
beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan
nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pemandangan nasionalnya
berbunyi: ”Britain rules the waves”. Ini berarti tanah Inggris bukan
hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.
Wanus adalah cara
pandang bangsa Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa
nusantara dan penekanannya dalam mengeskpresikan diri sebagai bangsa
Indonesia di tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu.
Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah : wadah (contour atau organisasi),
isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya
bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam
bidang-bidang :
- Satu kesatuan wilayah
- Satu kesatuan bangsa
- Satu kesatuan budaya
- Satu kesatuan ekonomi
- Satu kesatuan hankam
Dari
Sumpah Palapa, maka ada satu kesamaan yang dapat menjadi pelajaran bagi
bangsa Indonesia yaitu wujud Nusantara yang terdiri dari 17.508 buah
pulau yang tersebar dan terpisah namun dapat dipersatukan oleh lautan,
sehingga menjadi cikal bakal Negara Kepulauan Indonesia yang terletak
pada posisi geografis antar dua benua dan dua samudera, sesuai dengan
kondisi geografis tersebut maka Kepulauan Indonesia disebut juga dengan
istilah Kenusaan dan disebut juga dengan nama Nusantara. Hal tersebut
kemudian dikenal dengan istilah Wawasan Nusantara sebagai Wawasan
Kebangsaan Indonesia, dan sebutan tersebut tidak cukup hanya dipamahi
saja tetapi harus dihanyati baik sebagai konsep kewilayaan maupun konsep
ketatanegaraan.
Sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia sudah
dicetuskan oleh seluruh Pemuda Indonesia dalam satu tekad pada tahun
1928 yang dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda yang intinya bertekad
untuk bersatu dan bermerdeka dalam wadah sebuah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Secara prinsip, Indonesia adalah Negara Kesatuan yang
berlandaskan Pancasila. Sedangkan keanekaragaman ras, agama dan bahasa
daerah merupakan khasanah budaya yang dapat menjadi unsur pemersatu
bangsa. Dengan demikian apa yang sudah dirintis perlu dipertahankan dan
dilestarikan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam kerangka NKRI dengan
Bhineka Tunggal Ika.
Wawasan Kebangasaan adalah cara pandang atau
pemahaman tentang konsep dan aktualisasi nilai-nilai dalam hidup dan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara. Wawasan kebangsaan
memiliki dimensi yang sangat luas dan kompleks sesuai dengan luas dan
kompleksnya dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara.
Wawasan kebangsaan diperlukan karena adanya konsep dan aktualisasi
manajemen kehidupoan Negara-negara yang bermartabat dan berkeadaban.
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga
wilayahnya adalah laut membentang ke utara dengan pusatnya di pulau Jawa
membentuk gambaran kipas. Sebagai satu kesatuan Negara kepulauan,
secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu
doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri
bebas aktif, sedangkan geostrategis Indonesia diwujudkan melalui konsep
Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideology,
politik, ekonomi, sosia budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu
pada kondisi geogarafis bercirikan maritim, maka diperlukan strategi
besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan
defensif aktif dan fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus
diperhatikan adalah laut. Implementasi dari strategi maritim adalah
mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin
kedaulatan dan integritas wilayah dari brbagai ancaman.
Dimensi wawasan kebangsaan yang luas dan kompleks tersebut sering dipetakan dalam dua dimensi yaitu :
1. Wawasan kebangsaan sebagai konsep geopolitik
Wawasan
kebangsaan sebagai konsep geopolotik yaitu konsep tentang persatuan dan
kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah suatu Negara-bangsa.
2. Wawasan kebangsaan sebagai konsep geostrategis
Sedangkan
wawasan kebangsaan sebagai konsep geostrategis yaitu konsep tentang
manajemen pembangunan nasiaona dalam rangka membangun Ketahanan Nasional
untuk eksistnsi kehidupan suatu Negara-bangsa.
Nusantara
(archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan
penekanan bahwa wilayah Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang
dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan
pulau-pulau yang tersebar di seatero khatulistiwa. Sedangkan Wawasan
Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang
Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air
(laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya
secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan Negara secara utuh
menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi
aspek politik, ekonomi, social budaya, dan hankam.
Wawasan nusantara
sebaai konsepsi politik dan kenegaran yang merupakan manifestasi
pemikiran politik bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN dengan
Tap. MPR No. IV tahun 1973. penetapan ini merupakan tahapan akhir
perkembangan konsepsi Negara kepulauan yang telah diperjuangkan sejak
Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.
Konsep geostrategi
berdimensi Astra Gatra. Astra Gatra terdiri dari dimensi trigatra
alamiah dan pancagatra sosial. Trigatra alamiah, terdiri dari: geografi,
sumber kekayaan alam, dan kependudukan. Sedangkan pancagatra sosial,
terdiri dari: idiologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan
keamanan.
Implementasi atau penerapan wawasan nusantara harus
tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi
atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara menjadi pola yang
mendasari cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam rangka menghadapi
berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh
sebagai berikut:
1. wawasan nusantara sebagai pancara falsafah pancasila
falsafah
pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang sesuai
dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik
Indonesia sampai sekarang. Dengan demikian wawasan nusantara menjadi
pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek kehidupan rasional untuk
menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
2. wawasan nusantara dalam pembangunan nasional
a.
perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik Bangsa
Indonesia bersama bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia
dan perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas aktif.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan
iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak
dalam wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang
dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.
b. Perwujudan
Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi Implementasi wawasan
nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang
benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Di samping itu, implementasi
wawasan nusantara mencerminkan tanggungjawab pengelolaan sumber daya
alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah secara timbal
balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri.
3. penerapan wawasan nusantara
dewasa
ini kita meyaksikan bahwa kehidupan individu dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sedang mengalami perubahan. Dan kita juga
menyadari bahwa faktor utama yang mendorong terjadinya proses perubahan
tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di bawa oleh negara maju
dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita menengok sejarah
kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan itu adalah
suatu hal yang wajar, alamiah.
Arus globalisasi begitu cepat
merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh
globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Dalam hal tersebut
terdapat banyak pengaruh negatif globalisasi daripada pengaruh
positifnya, untuk mengantisipasinya dapat dilakukan hal berikut:
a. menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh,
b. menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya,
c. menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya,
d. mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya dan seadil-adilnya,
e. selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.
Untuk mencapai keberhasilan pemahaman tentang wawasan kebangsaan bagi bangsa Indonesia di arahkan kepada:
1. Pemahaman wawasan kebangsaan terhadap seluruh lapisan masyarakat
2. Implementasi kepemimpinan nasional.
3. Meningkatkan semangat nasionalisme dalam penegertian yang luas untuk memupuk ikatan kebangsaan
4. Menempatkan supremasi hukum untuk dipatuhi dalam dinamika kehidupan kebangsaan
5. Kesetaraan sosial,
Demikian
tentang upaya pemahaman wawasan nusantara sebagai wawasan kebangsaan
bagi bangsa Indonesia, untuk mencapai keinginan tersebut maka harus
dilakukan melalui gerakan secara nasional yang berkesinambungan dan di
programkan oleh pemerintah terhadap lingkungan pendidikan formal dan non
formal, lingkungan pekerjaan dan lingkungan masyarakat, kemampuan untuk
mengimplementasikan aspek astagatra dalam dinamika kehidupan bangsa
secara menyeluruh, seimbang dan merata diseluruh wilayah Indonesia
disamping itu perlu kesadaran dan pemahaman dari semua komponen bangsa
disertai bentuk kerja sama yang baik dengan pemerintah untuk memacu
langkah dan upaya untuk pemahaman tersebut. Dan yang paling penting
adalah pengakuan dari masing-masing individu, apakah sebagai anak bangsa
Indonesia saya sudah termasuk orang yang memahami hal tersebut.
2 komentar:
kawan, karena kita sudah mulai memasuki mata kuliah softskill akan lebih baik jika blog ini disisipkan link Universitas Gunadarma yaitu www.gunadarma.ac.id yang merupakan identitas kita sebagai mahasiswa di Universitas Gunadarma juga sebagai salah satu kriteria penilaian mata kuliah soft skill.. terima kasih :)
kawan, karena kita sudah mulai memasuki mata kuliah softskill akan lebih baik jika blog ini disisipkan link Universitas Gunadarma yaitu www.gunadarma.ac.id yang merupakan identitas kita sebagai mahasiswa di Universitas Gunadarma juga sebagai salah satu kriteria penilaian mata kuliah soft skill.. terima kasih :)
Posting Komentar